Konsep
Penyesuaian Diri.
Penyesuaian diri merupakan
faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hidup manusia sejak lahir
hingga meninggal tidak lain adalah penyesuaian diri, sehingga dapat dikatakan bahwa
penyesuaian diri diakukan oleh manusia sepanjang hidup. Manusia memerlukan enyesuaian
diri terhadap diri dan lingkungannya dalam menghadapi berbagai permasalahannya.
Penyesuaian diri yang dilakukan oleh
manusia sepanjang hayatnya karena pada dasarnya setiap manusia ingin
mempertahankan eksistensinya. Manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya baik
fisik, psikis, maupun sosialnya sejak lahir hingga meninggal.
Seseorang dikatakan mampu melakukan
penyesuaian diri dengan normal adalah : manakala secara sempurna dia mampu
memenuhi kebutuhannya tanpa melebihkan yang satu atau mengurangi yang lain,
dengan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, serta bertanggung jawab
terhadap masyarakat tempat dia hidup menurut Winarno Surachmad.
Penyesuaian diri bersifat relatif
arena tidak ada orang yang mampu menyesuaikan diri secara sempurna. Alasan
pertama penyesuaian diri bersifat relatif adalah melibatkan kapasitas seseorang
dalam mengatasi tuntutan dari dalam dan dari lingkungan. Kapasitas ini
bervariasi antara setiap orang karena berkaitan dengan kepribadian dan tingkat
perkembangan seseorang. Kedua adalah karena kualitas penyesuaian diri
bervariasi antara satu masyarakat atau budaya dengan masyarakat atau budaya
lainnya. Ketiga adalah karena adanya perbedaan – perbedaan pada setiap
individu, setiap orang mengalami masa naik turun dalam penyesuaian diri.
(Sumber :
Mulyani, S. 2008. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : Universitas Terbuka).
Pertumbuhan
Personal
·
Penekanan Pertumbuhan Diri
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah
sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukrur
tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya. Jadi bersifat kuantitatif sehingga
dengan demikian dapat kita ukur dengan menggunakan satuan panjang atau satuan
berat
(Sumber:
http://www.e-jurnal.com/pengantar-psikologi -perkembangan/)
· Variasi
dalam Pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam
melakukan penyesuaian diri, karena kadang – kadang ada rintangan – rintangan
tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan – rintangan itu
mungkin dapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.
·
Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan
strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang
diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan
atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi
antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya
orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh,
ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan
pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku
maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor
yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan
gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian,
kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses
penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah
juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik
hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang
baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh
seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.
(Sumber
:http://chichamarshall.blogspot.com/2011/04/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar