Kamis, 30 Mei 2013

Tulisan 1 (Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan)

Konsep Penyesuaian Diri.
            Penyesuaian diri merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hidup manusia sejak lahir hingga meninggal tidak lain adalah penyesuaian diri, sehingga dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri diakukan oleh manusia sepanjang hidup. Manusia memerlukan enyesuaian diri terhadap diri dan lingkungannya dalam menghadapi berbagai permasalahannya.  Penyesuaian diri yang dilakukan oleh manusia sepanjang hayatnya karena pada dasarnya setiap manusia ingin mempertahankan eksistensinya. Manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya baik fisik, psikis, maupun sosialnya sejak lahir hingga meninggal.
            Seseorang dikatakan mampu melakukan penyesuaian diri dengan normal adalah : manakala secara sempurna dia mampu memenuhi kebutuhannya tanpa melebihkan yang satu atau mengurangi yang lain, dengan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, serta bertanggung jawab terhadap masyarakat tempat dia hidup menurut Winarno Surachmad.
            Penyesuaian diri bersifat relatif arena tidak ada orang yang mampu menyesuaikan diri secara sempurna. Alasan pertama penyesuaian diri bersifat relatif adalah melibatkan kapasitas seseorang dalam mengatasi tuntutan dari dalam dan dari lingkungan. Kapasitas ini bervariasi antara setiap orang karena berkaitan dengan kepribadian dan tingkat perkembangan seseorang. Kedua adalah karena kualitas penyesuaian diri bervariasi antara satu masyarakat atau budaya dengan masyarakat atau budaya lainnya. Ketiga adalah karena adanya perbedaan – perbedaan pada setiap individu, setiap orang mengalami masa naik turun dalam penyesuaian diri.
(Sumber : Mulyani, S. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas Terbuka).


Pertumbuhan Personal
·      Penekanan Pertumbuhan Diri
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukrur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan menggunakan satuan panjang atau satuan berat
(Sumber: http://www.e-jurnal.com/pengantar-psikologi -perkembangan/)

·       Variasi dalam Pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang – kadang ada rintangan – rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan  penyesuaian diri. Rintangan – rintangan itu mungkin dapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.

·      Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.
(Sumber :http://chichamarshall.blogspot.com/2011/04/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar