Teori Kepribadian Sehat
1.
Allport
Allport
menilai kepribadian yang matang meliputi tujuh kriteria yaitu :
a)
Perluasan
Perasaan Diri.
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas
menjangkau banyak orang dan benda. Mula – mula diri berpusat hanya pada
individu. Kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh maka diri betambah
luas meliputi : nilai – nilai dan cita – cita yang abstrak. Dengan kata lain,
ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian – perhatian di luar
diri. Akan tetapi tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang
di luar diri seperti pekerjaan. Orang harus menjadi partisipan yang langsung
dan penuh. Allport menamakan hal ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh
orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan
diri ke dalam aktivitas.
Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas harus
relevan dan penting bagi diri ; harus berarti sesuatu bagi orang itu.
b)
Hubungan
Diri yang Hangat dengan Orang – orang Lain.
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam
hubungan dengan orang – orang lain : kapasitas untuk keintiman dan kapasitas
untuk perasaan terharu.
Orang yang sehat secara psikologis mampu
memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman
akrab. Apa yang dihasilkan oleh
kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang
berkembang baik. Orang mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang
dicintai dan memperhatikan kesejahteraannya; hal ini sam pentingnya dengan
kesejahteraan individu individu sendiri. Syarat lain bagi kapasitas untuk
keintiman adalah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua
adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan
dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami
kesakitan – kesakitan, penderitaan – penderitaan, ketakutan – ketakutan, dan
kegagalan – kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia. Sebagai hasil dari
kapasitas untuk perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar terhadap
tingkah laku orang – orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang
yang sehat menerima kelemahan – kelemahan manusia, dan mengetahui bahwa dia
memiliki kelemahan – kelemahan yang sama.
c)
Keamanan
Emosional.
Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi
beberapa kualitas; kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian –
kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk
kelemahan – kelemahan dan kekurangan – kekurangan tanpa menyerah secara pasif
pada kelemahan – kelemahan dan kekurangan – kekurangan tersebut.
Kualitas lain dari keamanan emosional ini ialah
apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukkan
bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan terhadap hambatan dari kemauan
– kemauan dan keinginan – keinginan.
d)
Persepsi
Realistis.
Orang – orang yang sehat memandang dunia mereka
secara objektif. Sebaliknya, orang – orang yang neurotis kerapkali harus
mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan – keinginan, kebutuhan
– kebutuhan, dan ketakutan - ketakutan
mereka sendiri. Orang – orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang –
orang lain atau situasi – situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut
suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana
adanya.
e)
Keterampilan
– keterampilan dan Tugas – tugas.
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan
perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan
menunjukkan perkembangan keterampilan dan bakat tertentu suatu tungkat
kemampuan. Tetapi tidaklah cukup hanya memiliki keterampilan yang relevan; kita
harus menggunakan keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan
menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
f)
Pemahaman
Diri.
Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman
diri (self-objectification) yang
tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya yang
negatif pada orang lain. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki
wawasan diri yang baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan
diri yang kurang.
g)
Filsafat
Hidup yang Mempersatukan.
Allport menyebut dorongan untuk mempersatukan
ini “arah” (directness) dan lebih
kelihatan pada kepribadian – kepribadian yang sehat daripada orang yang
neurotis. Arah itu membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu
tujuan (atau rangkaian tujuan) serta memberikan orang itu suatu alasan untuk
hidup. Kita membutuhkan tarikan yang tetap dari tujuan – tujuan yang berarti;
tanpa tujuan itu kita mungkin akan mengalami masalah kepribadian. Jadi bagi
Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi –
aspirasi dan arah ke masa depan.
2.
Rogers
Cara –
cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat
atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada
waktu itu mulai berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers
menyebut kebutuhan ini “penghargaan positif (positive regard).
Positive Regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes,
dimiliki semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencapai positive regard. Akan tetapi tidak
setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas
kalau dia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi
dia kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih
sayang. Apakah anak itu kemudian akan tumbuh menjadi suatu kepribadian yang
segat tergantung pada sejauh manakah kebutuhan akan positive regard ini dipuaskan dengan baik.
3.
Maslow.
Dalam
pandangan Maslow semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang
dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Kita didorong oleh kebutuhan
universal dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari
yang paling kuat sampai kepada yang paling lemah. Kita dapat berpikir tentang
tingkat kebutuhan diri Maslow seperti suatu tangga; kita harus meletakkan kaki
pada pada anak tangga pertama sebelum berusaha mencapai anak tangga kedua, dan
pada anak tangga ke dua sebelum anak tangga ketiga dan seterusnya.
Jadi
prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri ialah memuaskan kebutuhan yang berada
dalam tingkat yang lebih rendah :
v
Kebutuhan
fisiologis
v
Kebutuhan
akan rasa aman.
v
Kebutuhan
akan memiliki dan cinta.
v Kebutuhan akan penghargaan.
Kebutuhan
ini harus sekurang – kurangnya sebagiannya dipuaskan dalam urutan ini, sebelum
timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kita
tidak didorong oleh kelima kebutuhan itu pada saat yang sama. Hanya salah satu
kebutuhan sangat penting dalam setiap momen tertentu; kebutuhan yang mana
tergantung pada yang manakah di antara kebutuhan – kebutuhan lainnya telah
dipuaskan.
4.
Erich
Fromm
Fromm
melihat pribadi yang sehat itu adalah memiliki ciri sebagai berikut :
v
Cinta
yang produktif.
Suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat
dimana partner – partner dapat mempertahankan individualitas mereka.
v
Pikiran
yang produktif.
Meliputi kecerdasan, pertimbangan dan
objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap
objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh gejala dengan mempelajarinya dan
bukan kepingan – kepingan gejala yang terpisah.
v
Kebahagiaan.
Merupakan suatu bagian integral dan hasil
kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagiaan itu menyertai
seluruh kegiatan produktif. Kebahagiaan bukanlah semata – mata suatu perasaan
atau keadaan yang menyenangkan, tetapi juga suatu kondisi yang meningkatkan
seluruh organisme, menghasilkan penambahan gaya hidup, kesehatan fisik, dan
pemenuhan potensi – potensi seseorang.
v
Suara
hati .
Fromm membedakan suara hati menjadi dua yaitu :
suara hati otoriter dan suara hati humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa
dari luar yang diinternalisasiskan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Suara
hati humanistis adalah suara dari diri dan bukan suatu perantara dari luar.
(Sumber : Schultz, Duane,
1991. Psikologi Pertumbuhan Model – model
Kepribadian Sehat. Kanisius : Yogyakarta.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar