Kamis, 20 Juni 2013

Rangkuman Tugas


Konsep Sehat
Pengertian konsep sehat dan sakit menurut WHO adalah sebagai berikut :
Pengertian Sehat menurut WHO yaitu, a state of complete physical mental and social well being and not merely the absence of illness or indemnity. Adapun artinya adalah sesuatu keadaan yang sejahtera menyeluruh baik Jiwa, Raga (fisik dan mental) dan social lainnya serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan saja.
Dan adapun pengertian konsep sakit menurut WHO yakni adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah. Lengkapnya Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam keadaan, bisa suatu kelainan, kejadi yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh manusia, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan dari anggota tubuhnya.

Sejarah perkembangan kesahatan mental.
Kesehatan mental ungkapan ini diciptakan oleh W. Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang sebenarnya melalui "pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi Beers Amerika. Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang lebih manusiawi dari sakit mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang lebih luas melampaui domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya kejiwaan.
Kesehatan mental mulai berkembang sejak perang dunia ke II .Sejak awal perang dunia ke II kesehatan mental bukan lagi suatu istilah yang asing bagi orang – orang .Dalam bidang kesehatan mental kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban.
Namun seiring jaman yang semakin maju dan perkembangan ilmu pengetahuan Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris, mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya.

(Sumber : http://hanyasebuahkarya.blogspot.com/2012/03/sejarah-perkembangan-kesehatan-mental_21.html).

Pendekatan kesehatan mental.
a.   Orientasi Klasik.
b.   Orientasi Penyesuaian Diri.
c.   Orientasi Pengembangan Potensi.

Teori Kepribadian Sehat
1.     Aliran Psikoanalisa.
Teori ini diperkenalkan oleh Sigmund Freud. Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan – dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud kehidupan mental  terbagi menjadi 2 tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi 2 tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
Dan Freud membagi wilayah pikiran menjadi :
v Das Es / Id.
v Das Ich / Ego.
v Das Uber-Ich / Superego.
 (Sumber : Feist & Feist. 2010.  Theories of Personality. Salemba Humanika : Jakarta).
2.     Aliran Humanistik.
Rogers sebagai salah satu pencetus teori Humanistik. Menurut Rogers kepribadian yang sehat yakni tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulai berkembang  , anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini “penghargaan positif” (positive regard) 

(Sumber : Schultz Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan : Model – Model Kepribadian Sehat. Kanisius : Yogyakarta. )



3.     Aliran Behavioristik.
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting.
1. Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang.

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan.
Penyesuaian diri (adjustment) adalah sebagai suatu proses yang melibatkan respon – respon mental dan perbuatan individu dalam upaya memenuhi kebutuhan – kebutuhan dan mengatasi ketegangan , frustasi, dan konflik dengan memperhatikan norma yang ada (Schneiders, 1964).
Klasifikasi penyesuaian diri :
·      Gejala masalah, meliputi : neurotic, psikotik, psikopatik.
·      Jenis kualitas respon, meliputi : penyesuaian yang normal dan penyesuaian yang menyimpang.
·      Jenis masalah, meliputi : personal, social, keluarga, akademik, vokasional, dan marital.

Kaitan antara kesehatan mental dengan penyesuaian diri :
·      Kesehatan mental merupakan kunci dari penyesuaian diri yang sehat.
·      Kesehatan mental merupakan bagian integral dari proses adjustment sexara keseluruhan.
·      Kualitas mental yang sehat merupakan fundament yang penting bagi “good adjustment”.
Penyesuaian diri yang menyimpang (maladjustment)  adalah proses pemenuhan kebutuhan atau upaya pemecahan masalah dengan cara – cara yang tidak wajar atau bertentangan dengan norma yang ada.

(Sumber : Isti Yuni Purwanti, Kesehatan Mental)

Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, antara lain :
·      Frustasi (tekanan perasaan)
·      Konflik (pertentangan batin)
·      Kecemasan (anxiety).
 (Sumber : Suryanto,M.Kes. Kesehatan Mental).

Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri.
Pertumbuhan Personal.
Manusia  merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian.


Teori Kepribadian Sehat
1.     Allport
Allport menilai kepribadian yang matang meliputi tujuh kriteria yaitu :
a)     Perluasan Perasaan Diri.
b)    Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang – orang Lain.
c)     Keamanan Emosional.
d)    Persepsi Realistis.
e)     Keterampilan – keterampilan dan Tugas – tugas.
f)     Pemahaman Diri.
g)     Filsafat Hidup yang Mempersatukan.

2.     Rogers
Cara – cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu itu mulai berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini “penghargaan positif (positive regard).
Positive Regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencapai positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas kalau dia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi dia kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang.

3.     Maslow.
Menurut Maslow, prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri ialah memuaskan kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah :
v Kebutuhan fisiologis
v Kebutuhan akan rasa aman.
v Kebutuhan akan memiliki dan cinta.
v Kebutuhan akan penghargaan.
Kebutuhan ini harus sekurang – kurangnya sebagiannya dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.

4.     Erich Fromm
Fromm melihat pribadi yang sehat itu adalah memiliki ciri sebagai berikut :
v Cinta yang produktif.
v Pikiran yang produktif.
v Kebahagiaan.
v Suara hati .
 (Sumber : Schultz, Duane, 1991. Psikologi Pertumbuhan Model – model Kepribadian Sehat. Kanisius : Yogyakarta.)

Pengertian Stres
1.     Arti pengertian stres
Efek stres menurut Hans Selye :
·      Local Adaptation Stres (LAS).
                  Karakteristik dari LAS :
v Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
v Respon bersifat adaptif ; diperlukan stresor untuk menstimulasinya.
v Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
v Respon bersifat restorative.
·      General Adaptation Syndrome (GAS)
Gas merupakan respon fisologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon   yang terlibat didalamnya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku tes GAS sering dinamakan dengan sistem neuroendokrin.

Faktor – faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stres.
§  Faktor Individual.
Tatkala seseorang menjumpai stressor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada stressor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stressor itu yaitu : Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stressor itu dan berapa terduganya stresor itu (predictability).
§  Faktor Sosial.
Selain peristiwa penting, ternyata tugas rutin sehari – hari juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan depresi. Dukungan sosial turur mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stress.

 (Sumber : http://meltri-elia.blogspot.com/2011/04/stress-menurut-hans-selye.html)

2.     Tipe – tipe stres.
Ø  Tekanan
Ø  Frustasi
Ø  Konflik
Ø  Kecemasan
3.     Pendekatan Problem Solving terhadap Stres
Strategi koping yang spontan menghadapi stres
Menurut saya pribadi, cara menangani stres adalah dengan berpikir tenang dan melakukan hal yang dapat dilakukan agar dapat mengurangi stres yang kita miliki, langkah tersebut tentu saja dengan menggunakan langkah yang positif bukanlah sebuah langkah negatif yang ujung – ujungnya hanya merugikan pihak lain.
Dan sebagai manusia, kita sudah seharusnya meminta bantuan kepada Yang Maha Kuasa dengan berdoa agar ditunjukkan jalan yang baik dan benar dalam kasus stres kita.

Pengertian coping  dan Jenis – jenis coping (koping) sres
·      Definisi Coping :
Menurut Lazarus coping adalah suatu cara suatu individu untuk mengatasi situasi atau masalah yang dialami baik sebagai ancaman atau suatu tantangan yang menyakitkan.
·      Jenis – jenis koping stres :
Menurut Lazarus dan Folkman,  ada 2 jenis strategi coping, yaitu:
§  problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress
§  Distancing , ini adalah suatu bentuk coping yang sering kita temui, yaitu usaha untuk menghindar dari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan yang positf, dan seperti menganggap remeh/lelucon suatu masalah .
§  Planful Problem Solving, atau perencanaan, individu membentuk suatu strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress, dengan melibatkan tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.
§  Positive Reapraisal, yaitu usah untuk mencar makna positif dari permasalahan dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang melibatkan hal-hal religi.
§  Self Control, merupakan suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
§  Escape, usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah, dan beralih pada hal-hal lain, seperti merokok, narkoba, makan banyak dll
§  Emotion-Focused Coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Berikut adalah aspek-aspeknya:
§  Self Control, merupakan suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
§  Seeking Social Support (For Emotional Reason), adalah suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadap masalahnya dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, bisa berupa simpati dan perhatian.
§  Positive Reinterpretation, respon dari suatu individu  dengan cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah (hikmah),
§  Acceptance, berserah diri, individu menerima apa yang terjadi padanya atau pasrah, karena dia sudah beranggapan tiada hal yang bisa dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.
§  Denial (avoidance), pengingkaran, suatu cara individu dengan berusaha menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalah-masalah yang ada pada dirinya.
§  Active coping merupakan strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber stres,
§  Avoidant Coping merupakan strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber stres dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan stres.
2.     Jenis – jenis koping yang konstruktif dan positif.
Berdasarkan jenis koping menurut Lazarus dan Folkman, saya menyimpulkan bahwa :
Koping konstruktif meliputi :
ü  Escape
ü  Acceptance.
ü  Denial (avoidance)
ü  Avoidant coping
Sementara koping yang positif adalah :
ü  problem-solving focused coping
ü  Distancing
ü  Planful Problem Solving,
ü  Positive Reapraisal
ü  Self Control
ü  Emotion-Focused Coping
ü  Self Control
ü  Seeking Social Support (For Emotional Reason)
ü  Positive Reinterpretation
ü  Active coping

Konsep Penyesuaian Diri.
            Penyesuaian diri merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hidup manusia sejak lahir hingga meninggal tidak lain adalah penyesuaian diri, sehingga dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri diakukan oleh manusia sepanjang hidup. Manusia memerlukan enyesuaian diri terhadap diri dan lingkungannya dalam menghadapi berbagai permasalahannya.  Penyesuaian diri yang dilakukan oleh manusia sepanjang hayatnya karena pada dasarnya setiap manusia ingin mempertahankan eksistensinya. Manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya baik fisik, psikis, maupun sosialnya sejak lahir hingga meninggal.
            Seseorang dikatakan mampu melakukan penyesuaian diri dengan normal adalah : manakala secara sempurna dia mampu memenuhi kebutuhannya tanpa melebihkan yang satu atau mengurangi yang lain, dengan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, serta bertanggung jawab terhadap masyarakat tempat dia hidup menurut Winarno Surachmad.
(Sumber : Mulyani, S. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas Terbuka).

Pertumbuhan Personal
·      Penekanan Pertumbuhan Diri
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukrur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan menggunakan satuan panjang atau satuan berat
(Sumber: http://www.e-jurnal.com/pengantar-psikologi -perkembangan/)
·      Variasi dalam Pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang – kadang ada rintangan – rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan  penyesuaian diri. Rintangan – rintangan itu mungkin dapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.
·      Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri.
(Sumber :http://chichamarshall.blogspot.com/2011/04/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html)

Definisi Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
 (Sumber : Nur, Nuraedah,dkk. Hubungan Interpersonal)

Model Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa jenis hubungan interpersonal, yaitu: a) berdasarkan jumlah individu yang terlibat; b) berdasarkan tujuan yang ingin dicapai; c) berdasarkan jangka waktu; serta d) berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman.
 (Sumber : Nur, Nuraedah,dkk. Hubungan Interpersonal)

Cara Memulai Hubungan

·      Pembentukkan kesan.
Menurut Sears dkk (1992) individu cenderung membentuk kesan panjang lebar atas orang lain berdasarkan informasi yang terbatas.
Evaluasi : Kesan pertama. Menurut sears dkk (1992) aspek pertama yang paling penting dan kuat adalah evaluasi. Secara formal dimensi evaluatif merupakan dimensi terpenting diantara sejumlah dimensi dasar yang mengorganisasikan kesan gabungan tentang orang lain.

·      Ketertarikan Interpersonal
Prinsip Dasar Daya Tarik  Interpersonal
v Penguatan
Kita menyukai orang lain dengan cara member ganjaran sebagai penguatan dari tindakan atau sikap kita. Salah satu tipe ganjaran yang penting adalah persetujuan sosial, dan banyak penelitian memperlihatkan bahwa kita cenderung menyukai orang lain yang cenderung menilai kita secara positif (Sears, 1992).
v Pertukaran sosial
Pandangan ini menyatakan bahwa rasa suka kita kepada orang lain didasarkan pada penilaian kita terhadap kerugian dan keuntungan yang diberikan seseorang kepada kita. Teori ini menekankan bahwa kita membuat penilaian komparatif, menilai keuntungan yang kita peroleh dari seseorang dibandingkan dengan keuntungan yang kita peroleh dari orang lain (Sears dkk., 1992).
v Asosiasi
Kita menjadi suka kepada orang yang diasosiasikan (dihubungkan) dengan pengalaman yang baik/bagus dan tidak suka kepada orang yang diasosiasikan dengan pengalaman buruk/jelek (Clore & Byrne dalam Sears dkk., 1992)

Intimasi dan Hubungan pribadi
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih. Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan). Intimasi mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak dicintai.

Intimasi dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya.

ARTIKEL 1 : 
APA KABAR CINTA ???
6
05
2007
Penulis : Bunda Naila

 Mencintai dan dicintai adalah hal yang diinginkan oleh setiap orang. Cinta antara orang tua   dan anaknya, suami dengan istri, kakak dengan adik atau antara sesama manusia. Tak jarang beberapa benda-benda kesayang pun tak luput dari cinta kita, seperti mobil, baju, hp, komputer,dll. Semuanya manusiawi.
Namun kita perlu waspada ketika cinta kita kepada anak, istri, suami, kakak, adik dan orang tua bahkan harta benda telah membuat kita jauh atau bahkan lupa kepada Sang pemilik Cinta yang hakiki.
Saat kita menikah, kita telah dianggap telah melaksanakan 1/2 dari agama. Artinya yang setengahnya lagi harus kita gapai bersama pasangan didalam mahligai rumah tangga. Idealnya, setelah menikah harusnya kualitas keimanan dan ibadah suami istri semakin meningkat dibandingkan saat sebelum menikah. Kalau dulu waktu masih singgle sholat fardhu sendiri, setelah menikah bisa berjama’ah bersama istri atau suami. Waktu masih sendiri susah sekali bangun malam untuk menjalankan sholat tahajud, setelah menikah ada suami atau istri yang akan membangunkan kita untuk mengajak tahajud bersama. Intinya yang dulu biasa dilakukan sendiri kini bisa dilakukan bersama dan tentunya ada yang berperan sebagai pengontrol atau pembimbing mungkin suami sebagai qowwam akan lebih berperan dalam membimbing istrinya dalam hal peningkatan kualitas ibadahnya. Mulai dari sholat bareng, tilawah bareng atau mengkaji al qur’an dan hadist bareng. Harapannya dengan menikah maka makin terbentang luas ladang amal bagi kita, sehingga istilah menggenapkan dien untuk pernikahan itu benar adanya.
Namun tak jarang pula, saat kita mencitai makhluk atau benda membuat kita jauh atau bahkan melupakan Dia sang pemilik cinta. Misalnya, saat sebelum menikah sangat aktif dalam majelis dakwah, sholat selalu tepat waktu, tilawah setiap abis sholat magrib, tahajud pun tidak ketinggalan dan bahkan puasa sunnah senin kamis pun masih rajin dilakukan. Namun keadaan menjadi terbalik setelah menikah, sholat jadi sering telat, puasa sunah sudah jarang dilakukan, tilawah hampir tidak pernah lagi apalagi bangun tengan malam untuk tahajud.
Pembahasan : 
Deskripsi cinta menurut artikel tersebut adalah bahwa cinta merupakan hal yang diinginkan seseorang, hal tersebut berkaitan dengan kebutuhan manusia itu sendiri untuk mendapatkan kasih sayang dalam hidupnya. Cinta bisa berasal dari orang tua dengan anaknya, suami dengan istri, kakak dengan adik, teman dengan teman, dll. 
Sementara makna perkawinan dalam artikel ini adalah melaksanakan 1/2 dari agama, dan setengahnya lagi digapai bersama pasangan dalam rumah tangga serta kualitas keimanan dan ibadah suami isteri semakin meningkat dibandingkan saat sebelum menikah. 

Artikel 2 : 

SAAT BINGUNG MEMILIH PASANGAN
30
04
2007
Penulis : Abu Aufa


Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Hal itu dikenal dalam Islam yang namanya ‘kufu’ ( layak dan serasi ), dan seorang wali nikah berhak memilihkan jodoh untuk putrinya seseorang yang sekufu, meski makna kufu paling umum dikalangan para ulama adalah seagama.
Namun makna-makna yang lain seperti kecocokan, juga merupakan makna yang tidak bisa dinafikan, dengan demikian PROSES MEMILIH ITU TERJADI PADA PIHAK LAKI-LAKI MAUPUN PEREMPUAN. Disisi lain bahwa memilih pasangan hidup dengan mempertimbangkan berbagai sisinya, asalkan pada pertimbangan-pertimbangan yang wajar serta Islami, merupakan keniscayaan hidup dan representasi kebebasan dari Allah yang Dia karuniakan kepada setiap manusia, termasuk dalam memilih suami atau istri. Aisyah Ra berkata, “Pernikahan hakikatnya adalah penghambaan, maka hendaknya dia melihat dimanakah kehormatannya akan diletakkan”
Rasulullah pun bersabda, “Barang siapa yang menjodohkan kehormatannya dengan orang yang fasik maka dia telah memutus rahimnya” (HR Ibnu Hibban). Nabi juga pernah memberikan pertimbangan kepada seorang sahabiyah yang datang kepadanya seraya minta pertimbangan atas dua orang yang akan melamarnya, lalu Nabi menjawab, “Adapun Muawiyah bin Abi sufyan dia sangat ringan tangan (alias gampang memukul), adapun yang lainnya adalah orang yang fakir tidak memiliki harta yang banyak.” Lalu Nabi menikahkannya dengan Zaid bin Haritsah.
Dan untuk memantapkan pilihan, terutama dari berbagai alternatif sebaiknya melakukan shalat istikhorah baik di tengah malam maupun di awalnya, dan lakukan secara berkali-kali. Jika telah dilakukan berkali-kali maka KEMANTAPAN YANG ADA ITULAH YANG INSYA ALLAH MERUPAKAN PETUNJUK-NYA, DAN ITULAH YANG LEBIH DIIKUTI. Tetapi perlu diingat, bahwa informasi yang dominan pada diri seseorang sering yang lebih berpengaruh terhadap istikhorah, oleh karena itu perlu dilakukan berkali-kali. Dan untuk membedakan apakah itu keputusan yang dominan adalah selera semata atau dominasi istikharah agak sulit, kecuali dengan berkali-kali, sekalipun salah satu tanda bahwa itu adalah petunjuk dari Allah adalah dimudahkannya urusan tersebut, tetapi hal tersebut bukan satu-satunya alamat yang mutlak.
Pembahasan :
Cara memilih pasangan menurut artikel diatas adalah dengan memilih pasangan yang tepat bagi pasangannya . Yang dikenal dalam islam dengan sebutan kufu (layak dan serasi). Dan proses memilih itu terjadi pada pihak laki - laki dan perempuan, yang berarti bahwa untuk memilih pasangan ditentukan oleh kedua pihak bukan dari satu pihak saja yang memilih apabila hanya satu pihak saja yang memilih ketidakserasian kemungkinan besar akan terjadi. 

Seluk Beluk hubungan dalam perkawinan.
Banyak sekali seluk beluk hubungan dalam perkawinan. Namun seluk beluk yang paling terparah adalah sebuah perceraian. Perceraian merupakan terputusnya hubungan antara suami istri, yang dalam hal ini adalah cerai hidup yang disebabkan oleh kegagalan suami atau istri dalam menjalankan obligasi peran masing-masing. Dimana perceraian dipahami sebagai akhir dari ketidakstabilan perkawinan antara suami istri yang selanjutnya hidup secara terpisah dan diakui secara sah berdasarkan hukum yang berlaku.

(Sumber : http://21juli1991.blogspot.com/2013/05/cinta-dan-perkawinan.html)

Perceraian dan Pernikahan Kembali 

        Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya,   pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
      Apa yang akan mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan sosial.
 (Sumber : http://21juli1991.blogspot.com/2013/05/cinta-dan-perkawinan.html)

Single Life 
Artikel 3 :
5 Keuntungan Menjadi Single
Admin | Posted on: 17 November 2012 12:00 wib

 Jika Anda berusia 20 atau 30 tahun, Anda sudah seharusnya berpikir mungkin ada yang salah dengan diri Anda.
Tapi, Anda tidak perlu takut. Jika Anda belum mempunyai pasangan, percayalah bahwa kejadian itu akan segera terjadi!
Yang perlu Anda lakukan hanyalah santai dan nikmati saja!
Mengapa?

Anda bisa memutuskan segala sesuatunya sendiri
Anda yang mempunyai pasangan yang sudah menikah, bahkan memiliki anak – akan mengetahui bagaimana sulitnya mengatur kehidupan rumah tangga itu.
Anda adalah sosok yang beruntung karena Anda belum memikirkan hal-hal semacam itu. Sekarang, Anda bisa melakukan apapun dan pergi kemanapun yang Anda suka, kapanpun Anda suka.

Anda bisa menikmati semuanya sendiri
Sekali Anda memiliki keluarga, Anda akan mengemban sebuah tanggung jawab yang besar.
Ketika Anda masih single, bagaimanapun, uang Anda adalah milik Anda sendiri dan bagaimana Anda menghabiskannya itu juga terserah kepada Anda.

Anda bisa menemukan identitas pribadi Anda
Wanita sering mendefinisikan diri mereka sebagai “istri” atau “ibu” ketika mereka terlibat dalam beberapa tugas yang khusus. Dan sedihnya, banyak yang dengan terpaksa terlibat dengan hal itu. Sebagai konsekuensinya, itu akan membuat Anda kehilangan kesempatan untuk menemukan peran apa lagi yang akan Anda dapatkan, selain kedua peran itu, yang bisa mendefinisikan siapa diri Anda sebenarnya.
Nah, ketika Anda masih single, Anda akan punya lebih banyak waktu untuk mengetahui dan memperlajari tentang kesukaan, ketidaksukaan, impian, dan aspirasi Anda.

Anda bisa menjajaki tangga bisnis/karir
Jika pekerjaan Anda penting bagi Anda, inilah waktu yang tepat bagi Anda untuk mengembangkannya. Kesempatan Anda akan berkurang ketika Anda sudah berkeluarga – mempunyai pasangan hidup dan juga anak-anak.

Anda bisa berpetualang
Bukan hanya lebih irit dan murah jika Anda berkeliling sendirian, tapi itu pun akan jadi lebih menyenangkan!

Bisakah Anda memikirkan cara lain untuk menikmati masa single Anda? 
Jika ya, tidak ada salahnya untuk berbagi di sini bukan? 
(Sumber : www.areadewasa.com) 

Pembahasan : 
Melihat artikel di atas, seseorang memilih kehidupan single life bukan karena ada kelainan didalam dirinya, tetapi ada berbagai pertimbangan dari dalam dirinya untuk menjalani hidup tanpa beban, bebas, dan bisa berbuat sesukanya tanpa ada yang menghalangi. Apabila seseorang sudah menikah maka kebebasan dirinya akan terbatasi misalnya dengan bekerja, mengasuh anak, dll. Selain itu juga terdapat pertimbangan untuk mengembangkan karirnya ke jenjang yang lebih tinggi karena apabila berkeluarga konsentrasi di bidang karir yang dia geluti akan terpecah sehingga kemungkinan karirnya tidak akan berkembang.