Konsep Sehat
Pengertian konsep sehat dan sakit menurut WHO
adalah sebagai berikut :
Pengertian Sehat menurut WHO yaitu, a state of complete physical mental and social well being and not merely the absence of illness or indemnity. Adapun artinya adalah sesuatu keadaan yang sejahtera menyeluruh baik Jiwa, Raga (fisik dan mental) dan social lainnya serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan saja.
Pengertian Sehat menurut WHO yaitu, a state of complete physical mental and social well being and not merely the absence of illness or indemnity. Adapun artinya adalah sesuatu keadaan yang sejahtera menyeluruh baik Jiwa, Raga (fisik dan mental) dan social lainnya serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan saja.
Dan
adapun pengertian konsep sakit menurut WHO yakni adalah suatu kondisi dimana
kesehatan tubuh lemah. Lengkapnya Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh
bermacam-macam keadaan, bisa suatu kelainan, kejadi yang dapat menimbulkan
gangguan terhadap susunan jaringan tubuh manusia, dari fungsi jaringan itu
sendiri maupun fungsi keseluruhan dari anggota tubuhnya.
Sejarah
perkembangan kesahatan mental.
Kesehatan mental ungkapan ini diciptakan oleh W. Swetster di tahun 1843,
dan penuh dengan konten yang sebenarnya melalui "pribadi" pengalaman
berkumpul oleh ahli asuransi Beers Amerika. Tujuannya adalah untuk memastikan
perawatan yang lebih manusiawi dari sakit mental, cara bagaimana tujuannya ini
dilakukan dalam konteks yang lebih luas melampaui domain perawatan kesehatan
tidak bisa disebut hanya kejiwaan.
Kesehatan mental mulai berkembang sejak perang dunia ke II .Sejak awal
perang dunia ke II kesehatan mental bukan lagi suatu istilah yang asing bagi
orang – orang .Dalam bidang kesehatan mental kita dapat memahami bahwa gangguan
mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada
upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban.
Namun seiring jaman yang semakin maju dan perkembangan ilmu pengetahuan
Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris, mengadakan perbaikan
dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya.
(Sumber : http://hanyasebuahkarya.blogspot.com/2012/03/sejarah-perkembangan-kesehatan-mental_21.html).
Pendekatan kesehatan mental.
a. Orientasi
Klasik.
b. Orientasi
Penyesuaian Diri.
c. Orientasi
Pengembangan Potensi.
Teori Kepribadian Sehat
1. Aliran
Psikoanalisa.
Teori ini
diperkenalkan oleh Sigmund Freud. Sumbangan terbesar Freud pada teori
kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya
bahwa manusia termotivasi oleh dorongan – dorongan utama yang belum atau tidak
mereka sadari. Bagi Freud kehidupan mental
terbagi menjadi 2 tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak
sadar terbagi menjadi 2 tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
Dan Freud
membagi wilayah pikiran menjadi :
v Das Es / Id.
v Das Ich / Ego.
v Das Uber-Ich / Superego.
(Sumber : Feist & Feist. 2010. Theories of Personality. Salemba Humanika :
Jakarta).
2. Aliran
Humanistik.
Rogers sebagai salah satu pencetus teori
Humanistik. Menurut Rogers kepribadian yang sehat yakni tergantung pada cinta
yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulai
berkembang , anak itu juga belajar
membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini “penghargaan positif” (positive regard)
(Sumber
: Schultz Duane. 1991. Psikologi
Pertumbuhan : Model – Model Kepribadian Sehat. Kanisius : Yogyakarta. )
3. Aliran
Behavioristik.
Behaviorisme
juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa
pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas
pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang
dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John
B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting.
1.
Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2.
Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak
dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat
bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang.
Penyesuaian Diri dan
Pertumbuhan.
Penyesuaian diri (adjustment)
adalah sebagai suatu proses yang melibatkan respon – respon mental dan
perbuatan individu dalam upaya memenuhi kebutuhan – kebutuhan dan mengatasi
ketegangan , frustasi, dan konflik dengan memperhatikan norma yang ada
(Schneiders, 1964).
Klasifikasi penyesuaian diri :
· Gejala
masalah, meliputi : neurotic, psikotik, psikopatik.
· Jenis
kualitas respon, meliputi : penyesuaian yang normal dan penyesuaian yang
menyimpang.
· Jenis
masalah, meliputi : personal, social, keluarga, akademik, vokasional, dan
marital.
Kaitan antara kesehatan mental dengan penyesuaian diri :
· Kesehatan
mental merupakan kunci dari penyesuaian diri yang sehat.
· Kesehatan
mental merupakan bagian integral dari proses adjustment sexara keseluruhan.
· Kualitas
mental yang sehat merupakan fundament yang penting bagi “good adjustment”.
Penyesuaian diri yang menyimpang (maladjustment) adalah proses
pemenuhan kebutuhan atau upaya pemecahan masalah dengan cara – cara yang tidak
wajar atau bertentangan dengan norma yang ada.
(Sumber
: Isti Yuni Purwanti, Kesehatan Mental)
Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, antara lain :
· Frustasi
(tekanan perasaan)
· Konflik
(pertentangan batin)
· Kecemasan
(anxiety).
(Sumber : Suryanto,M.Kes. Kesehatan Mental).
Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan
temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara
intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon
mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh
dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf
yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan
diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah
merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem
saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian
diri.
Pertumbuhan Personal.
Manusia merupakan makhluk individu.
Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau
menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau
seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan
tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut.
Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi
melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap
individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal
tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor
utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
Teori Kepribadian Sehat
1.
Allport
Allport
menilai kepribadian yang matang meliputi tujuh kriteria yaitu :
a)
Perluasan
Perasaan Diri.
b)
Hubungan
Diri yang Hangat dengan Orang – orang Lain.
c)
Keamanan
Emosional.
d)
Persepsi
Realistis.
e)
Keterampilan
– keterampilan dan Tugas – tugas.
f)
Pemahaman
Diri.
g)
Filsafat
Hidup yang Mempersatukan.
2.
Rogers
Cara –
cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat
atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada
waktu itu mulai berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers
menyebut kebutuhan ini “penghargaan positif (positive regard).
Positive Regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes,
dimiliki semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencapai positive regard. Akan tetapi tidak
setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas
kalau dia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi
dia kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih
sayang.
3.
Maslow.
Menurut
Maslow, prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri ialah memuaskan kebutuhan
yang berada dalam tingkat yang lebih rendah :
v
Kebutuhan
fisiologis
v
Kebutuhan
akan rasa aman.
v
Kebutuhan
akan memiliki dan cinta.
v Kebutuhan akan penghargaan.
Kebutuhan
ini harus sekurang – kurangnya sebagiannya dipuaskan dalam urutan ini, sebelum
timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.
4.
Erich
Fromm
Fromm
melihat pribadi yang sehat itu adalah memiliki ciri sebagai berikut :
v
Cinta
yang produktif.
v
Pikiran
yang produktif.
v
Kebahagiaan.
v Suara hati .
(Sumber : Schultz, Duane, 1991. Psikologi Pertumbuhan Model – model
Kepribadian Sehat. Kanisius : Yogyakarta.)
Pengertian Stres
1.
Arti
pengertian stres
Efek
stres menurut Hans Selye :
·
Local
Adaptation Stres (LAS).
Karakteristik dari LAS :
v
Respon
yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
v
Respon
bersifat adaptif ; diperlukan stresor untuk menstimulasinya.
v
Respon
bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
v
Respon
bersifat restorative.
·
General
Adaptation Syndrome (GAS)
Gas merupakan respon fisologis dari seluruh tubuh terhadap
stres. Respon yang terlibat didalamnya
adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku tes GAS sering
dinamakan dengan sistem neuroendokrin.
Faktor – faktor
individual dan sosial yang menjadi penyebab stres.
§
Faktor
Individual.
Tatkala
seseorang menjumpai stressor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada
stressor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stressor itu yaitu
: Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stressor itu dan berapa
terduganya stresor itu (predictability).
§
Faktor
Sosial.
Selain
peristiwa penting, ternyata tugas rutin sehari – hari juga berpengaruh terhadap
kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan depresi. Dukungan sosial turur
mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stress.
(Sumber : http://meltri-elia.blogspot.com/2011/04/stress-menurut-hans-selye.html)
2.
Tipe
– tipe stres.
Ø Tekanan
Ø Frustasi
Ø Konflik
Ø Kecemasan
3.
Pendekatan
Problem Solving terhadap Stres
Strategi koping yang spontan menghadapi
stres
Menurut saya pribadi, cara menangani
stres adalah dengan berpikir tenang dan melakukan hal yang dapat dilakukan agar
dapat mengurangi stres yang kita miliki, langkah tersebut tentu saja dengan
menggunakan langkah yang positif bukanlah sebuah langkah negatif yang ujung –
ujungnya hanya merugikan pihak lain.
Dan sebagai manusia, kita sudah
seharusnya meminta bantuan kepada Yang Maha Kuasa dengan berdoa agar
ditunjukkan jalan yang baik dan benar dalam kasus stres kita.
Pengertian coping dan
Jenis – jenis coping (koping) sres
·
Definisi
Coping :
Menurut Lazarus coping adalah suatu cara suatu individu untuk mengatasi situasi atau
masalah yang dialami baik sebagai ancaman atau suatu tantangan yang menyakitkan.
·
Jenis – jenis
koping stres :
Menurut Lazarus dan Folkman,
ada 2 jenis strategi coping, yaitu:
§ problem-solving focused coping, dimana
individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan
kondisi atau situasi yang menimbulkan stress
§ Distancing , ini adalah suatu
bentuk coping yang sering kita temui, yaitu usaha untuk menghindar dari
permasalahan dan menutupinya dengan pandangan yang positf, dan seperti
menganggap remeh/lelucon suatu masalah .
§ Planful Problem Solving, atau
perencanaan, individu membentuk suatu strategi dan perencanaan menghilangkan
dan mengatasi stress, dengan melibatkan tindakan yang teliti, berhati-hati,
bertahap dan analitis.
§ Positive Reapraisal, yaitu usah
untuk mencar makna positif dari permasalahan dengan pengembangan diri, dan
stategi ini terkadang melibatkan hal-hal religi.
§ Self Control, merupakan suatu
bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara menahan diri, mengatur
perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
§ Escape, usaha untuk
menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah, dan beralih pada
hal-hal lain, seperti merokok, narkoba, makan banyak dll
§ Emotion-Focused Coping, dimana
individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau
situasi yang penuh tekanan. Berikut adalah aspek-aspeknya:
§ Self Control, merupakan suatu
bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara mengendalikan dri, menahan
diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam
mengambil tindakan.
§ Seeking Social Support (For Emotional Reason), adalah suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadap
masalahnya dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan
sekitar, bisa berupa simpati dan perhatian.
§ Positive Reinterpretation, respon
dari suatu individu dengan cara merubah dan mengembangkan dalam
kepribadiannya, atau mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah
(hikmah),
§ Acceptance, berserah diri,
individu menerima apa yang terjadi padanya atau pasrah, karena dia sudah
beranggapan tiada hal yang bisa dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.
§ Denial (avoidance), pengingkaran,
suatu cara individu dengan berusaha menyanggah dan mengingkari dan melupakan
masalah-masalah yang ada pada dirinya.
§ Active coping merupakan
strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber
stres,
§ Avoidant Coping merupakan
strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber stres dengan
cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu kegiatan atau
situasi yang berpotensi menimbulkan stres.
2.
Jenis
– jenis koping yang konstruktif dan positif.
Berdasarkan
jenis koping menurut Lazarus dan Folkman, saya menyimpulkan bahwa :
Koping
konstruktif meliputi :
ü Escape
ü Acceptance.
ü Denial (avoidance)
ü Avoidant coping
Sementara
koping yang positif adalah :
ü
problem-solving focused coping
ü
Distancing
ü
Planful Problem Solving,
ü
Positive Reapraisal
ü
Self Control
ü
Emotion-Focused Coping
ü
Self Control
ü
Seeking Social Support (For Emotional Reason)
ü
Positive Reinterpretation
ü
Active coping
Konsep Penyesuaian Diri.
Penyesuaian diri merupakan faktor yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Hidup manusia sejak lahir hingga
meninggal tidak lain adalah penyesuaian diri, sehingga dapat dikatakan bahwa
penyesuaian diri diakukan oleh manusia sepanjang hidup. Manusia memerlukan
enyesuaian diri terhadap diri dan lingkungannya dalam menghadapi berbagai
permasalahannya. Penyesuaian diri yang
dilakukan oleh manusia sepanjang hayatnya karena pada dasarnya setiap manusia
ingin mempertahankan eksistensinya. Manusia berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya baik fisik, psikis, maupun sosialnya sejak lahir hingga meninggal.
Seseorang dikatakan mampu melakukan
penyesuaian diri dengan normal adalah : manakala secara sempurna dia mampu
memenuhi kebutuhannya tanpa melebihkan yang satu atau mengurangi yang lain,
dengan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, serta bertanggung jawab
terhadap masyarakat tempat dia hidup menurut Winarno Surachmad.
(Sumber : Mulyani, S. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :
Universitas Terbuka).
Pertumbuhan Personal
·
Penekanan
Pertumbuhan Diri
Pertumbuhan
adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan strukrur tubuh dalam arti sebagian atau
seluruhnya. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur
dengan menggunakan satuan panjang atau satuan berat
(Sumber:
http://www.e-jurnal.com/pengantar-psikologi -perkembangan/)
·
Variasi
dalam Pertumbuhan
Tidak
selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang –
kadang ada rintangan – rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil
melakukan penyesuaian diri. Rintangan –
rintangan itu mungkin dapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.
·
Kondisi-kondisi
untuk bertumbuh
Kondisi
jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen
sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik
berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa
terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe
tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang
ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan
dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi
primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar,
dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri.
(Sumber
:http://chichamarshall.blogspot.com/2011/04/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html)
Definisi Hubungan interpersonal
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
(Sumber : Nur, Nuraedah,dkk. Hubungan Interpersonal)
Model Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa
jenis hubungan interpersonal, yaitu: a) berdasarkan jumlah individu yang
terlibat; b) berdasarkan tujuan yang ingin dicapai; c) berdasarkan jangka
waktu; serta d) berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman.
(Sumber : Nur, Nuraedah,dkk. Hubungan
Interpersonal)
Cara Memulai Hubungan
·
Pembentukkan kesan.
Menurut Sears dkk (1992)
individu cenderung membentuk kesan panjang lebar atas orang lain berdasarkan
informasi yang terbatas.
Evaluasi : Kesan pertama.
Menurut sears dkk (1992) aspek pertama yang paling penting dan kuat adalah
evaluasi. Secara formal dimensi evaluatif merupakan dimensi terpenting diantara
sejumlah dimensi dasar yang mengorganisasikan kesan gabungan tentang orang
lain.
· Ketertarikan
Interpersonal
Prinsip
Dasar Daya Tarik Interpersonal
v Penguatan
Kita
menyukai orang lain dengan cara member ganjaran sebagai penguatan dari tindakan
atau sikap kita. Salah satu tipe ganjaran yang penting adalah persetujuan
sosial, dan banyak penelitian memperlihatkan bahwa kita cenderung menyukai
orang lain yang cenderung menilai kita secara positif (Sears, 1992).
v Pertukaran sosial
Pandangan
ini menyatakan bahwa rasa suka kita kepada orang lain didasarkan pada penilaian
kita terhadap kerugian dan keuntungan yang diberikan seseorang kepada kita.
Teori ini menekankan bahwa kita membuat penilaian komparatif, menilai
keuntungan yang kita peroleh dari seseorang dibandingkan dengan keuntungan yang
kita peroleh dari orang lain (Sears dkk., 1992).
v Asosiasi
Kita menjadi suka kepada orang yang
diasosiasikan (dihubungkan) dengan pengalaman yang baik/bagus dan tidak suka
kepada orang yang diasosiasikan dengan pengalaman buruk/jelek (Clore &
Byrne dalam Sears
dkk., 1992)
Intimasi dan Hubungan pribadi
Intimasi dapat
dilakukan terhadap teman atau kekasih. Intimasi (elemen emosional : keakraban,
keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan).
Intimasi mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu
untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya.
Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai,
menghormati, dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan dengan orang
yang tidak dicintai.
Intimasi dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk
berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta.
Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses
menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah
kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita
kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun
menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan
kita.
Keinginan setiap pasangan
adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap
berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat
ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan
dukungan ada didalamnya.
ARTIKEL 1 :
APA KABAR CINTA ???
6
05
2007
Penulis
: Bunda Naila
Mencintai
dan dicintai adalah hal yang diinginkan oleh setiap orang. Cinta antara orang
tua dan anaknya, suami dengan istri, kakak dengan adik atau antara
sesama manusia. Tak jarang beberapa benda-benda kesayang pun tak luput dari
cinta kita, seperti mobil, baju, hp, komputer,dll. Semuanya manusiawi.
Namun kita
perlu waspada ketika cinta kita kepada anak, istri, suami, kakak, adik dan
orang tua bahkan harta benda telah membuat kita jauh atau bahkan lupa kepada
Sang pemilik Cinta yang hakiki.
Saat kita
menikah, kita telah dianggap telah melaksanakan 1/2 dari agama. Artinya yang
setengahnya lagi harus kita gapai bersama pasangan didalam mahligai rumah
tangga. Idealnya, setelah menikah harusnya kualitas keimanan dan ibadah
suami istri semakin meningkat dibandingkan saat sebelum menikah. Kalau dulu
waktu masih singgle sholat fardhu sendiri, setelah menikah bisa berjama’ah
bersama istri atau suami. Waktu masih sendiri susah sekali bangun malam untuk
menjalankan sholat tahajud, setelah menikah ada suami atau istri yang akan
membangunkan kita untuk mengajak tahajud bersama. Intinya yang dulu biasa
dilakukan sendiri kini bisa dilakukan bersama dan tentunya ada yang berperan
sebagai pengontrol atau pembimbing mungkin suami sebagai qowwam akan lebih
berperan dalam membimbing istrinya dalam hal peningkatan kualitas ibadahnya.
Mulai dari sholat bareng, tilawah bareng atau mengkaji al qur’an dan hadist
bareng. Harapannya dengan menikah maka makin terbentang luas ladang amal bagi
kita, sehingga istilah menggenapkan dien untuk pernikahan itu benar adanya.
Namun tak
jarang pula, saat kita mencitai makhluk atau benda membuat kita jauh atau
bahkan melupakan Dia sang pemilik cinta. Misalnya, saat sebelum menikah sangat
aktif dalam majelis dakwah, sholat selalu tepat waktu, tilawah setiap abis
sholat magrib, tahajud pun tidak ketinggalan dan bahkan puasa sunnah senin
kamis pun masih rajin dilakukan. Namun keadaan menjadi terbalik setelah
menikah, sholat jadi sering telat, puasa sunah sudah jarang dilakukan, tilawah
hampir tidak pernah lagi apalagi bangun tengan malam untuk tahajud.
Pembahasan
:
Deskripsi cinta
menurut artikel tersebut adalah bahwa cinta merupakan hal yang diinginkan
seseorang, hal tersebut berkaitan dengan kebutuhan manusia itu sendiri untuk
mendapatkan kasih sayang dalam hidupnya. Cinta bisa berasal dari orang tua
dengan anaknya, suami dengan istri, kakak dengan adik, teman dengan teman,
dll.
Sementara makna
perkawinan dalam artikel ini adalah melaksanakan 1/2 dari agama, dan
setengahnya lagi digapai bersama pasangan dalam rumah tangga serta kualitas
keimanan dan ibadah suami isteri semakin meningkat dibandingkan saat sebelum
menikah.
Artikel 2
:
SAAT BINGUNG
MEMILIH PASANGAN
30
04
2007
Penulis :
Abu Aufa
Dalam memilih
pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak
untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Hal itu dikenal dalam
Islam yang namanya ‘kufu’ ( layak dan serasi ), dan seorang wali nikah berhak
memilihkan jodoh untuk putrinya seseorang yang sekufu, meski makna kufu paling
umum dikalangan para ulama adalah seagama.
Namun
makna-makna yang lain seperti kecocokan, juga merupakan makna yang tidak bisa
dinafikan, dengan demikian PROSES MEMILIH ITU TERJADI PADA PIHAK LAKI-LAKI
MAUPUN PEREMPUAN. Disisi lain bahwa memilih pasangan hidup dengan
mempertimbangkan berbagai sisinya, asalkan pada pertimbangan-pertimbangan yang
wajar serta Islami, merupakan keniscayaan hidup dan representasi kebebasan dari
Allah yang Dia karuniakan kepada setiap manusia, termasuk dalam memilih suami
atau istri. Aisyah Ra berkata, “Pernikahan hakikatnya adalah penghambaan, maka
hendaknya dia melihat dimanakah kehormatannya akan diletakkan”
Rasulullah pun
bersabda, “Barang siapa yang menjodohkan kehormatannya dengan orang yang fasik
maka dia telah memutus rahimnya” (HR Ibnu Hibban). Nabi juga pernah memberikan
pertimbangan kepada seorang sahabiyah yang datang kepadanya seraya minta
pertimbangan atas dua orang yang akan melamarnya, lalu Nabi menjawab, “Adapun
Muawiyah bin Abi sufyan dia sangat ringan tangan (alias gampang memukul),
adapun yang lainnya adalah orang yang fakir tidak memiliki harta yang banyak.”
Lalu Nabi menikahkannya dengan Zaid bin Haritsah.
Dan untuk
memantapkan pilihan, terutama dari berbagai alternatif sebaiknya melakukan
shalat istikhorah baik di tengah malam maupun di awalnya, dan lakukan secara
berkali-kali. Jika telah dilakukan berkali-kali maka KEMANTAPAN YANG ADA ITULAH
YANG INSYA ALLAH MERUPAKAN PETUNJUK-NYA, DAN ITULAH YANG LEBIH DIIKUTI. Tetapi
perlu diingat, bahwa informasi yang dominan pada diri seseorang sering yang
lebih berpengaruh terhadap istikhorah, oleh karena itu perlu dilakukan
berkali-kali. Dan untuk membedakan apakah itu keputusan yang dominan adalah
selera semata atau dominasi istikharah agak sulit, kecuali dengan berkali-kali,
sekalipun salah satu tanda bahwa itu adalah petunjuk dari Allah adalah
dimudahkannya urusan tersebut, tetapi hal tersebut bukan satu-satunya alamat
yang mutlak.
Pembahasan :
Cara memilih
pasangan menurut artikel diatas adalah dengan memilih pasangan yang tepat bagi
pasangannya . Yang dikenal dalam islam dengan sebutan kufu (layak dan serasi).
Dan proses memilih itu terjadi pada pihak laki - laki dan perempuan, yang
berarti bahwa untuk memilih pasangan ditentukan oleh kedua pihak bukan dari
satu pihak saja yang memilih apabila hanya satu pihak saja yang memilih
ketidakserasian kemungkinan besar akan terjadi.
Seluk Beluk
hubungan dalam perkawinan.
Banyak sekali
seluk beluk hubungan dalam perkawinan. Namun seluk beluk yang paling terparah
adalah sebuah perceraian. Perceraian merupakan terputusnya hubungan antara
suami istri, yang dalam hal ini adalah cerai hidup yang disebabkan oleh
kegagalan suami atau istri dalam menjalankan obligasi peran masing-masing.
Dimana perceraian dipahami sebagai akhir dari ketidakstabilan perkawinan antara
suami istri yang selanjutnya hidup secara terpisah dan diakui secara sah
berdasarkan hukum yang berlaku.
(Sumber
: http://21juli1991.blogspot.com/2013/05/cinta-dan-perkawinan.html)
Perceraian
dan Pernikahan Kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella,
namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah.
Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan
untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang
terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa
memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri
mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui
mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
Apa yang akan mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada
banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang
dari menikah lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti
faktor pendidikan, pendapatan dan sosial.
(Sumber
: http://21juli1991.blogspot.com/2013/05/cinta-dan-perkawinan.html)
Single
Life
Artikel 3 :
5 Keuntungan Menjadi Single
Admin | Posted
on: 17 November 2012 12:00 wib
Jika Anda berusia 20 atau 30 tahun, Anda sudah seharusnya
berpikir mungkin ada yang salah dengan diri Anda.
Tapi, Anda
tidak perlu takut. Jika Anda belum mempunyai pasangan, percayalah bahwa
kejadian itu akan segera terjadi!
Yang perlu Anda
lakukan hanyalah santai dan nikmati saja!
Mengapa?
Anda bisa
memutuskan segala sesuatunya sendiri
Anda yang
mempunyai pasangan yang sudah menikah, bahkan memiliki anak – akan mengetahui
bagaimana sulitnya mengatur kehidupan rumah tangga itu.
Anda adalah
sosok yang beruntung karena Anda belum memikirkan hal-hal semacam itu.
Sekarang, Anda bisa melakukan apapun dan pergi kemanapun yang Anda suka,
kapanpun Anda suka.
Anda bisa
menikmati semuanya sendiri
Sekali Anda
memiliki keluarga, Anda akan mengemban sebuah tanggung jawab yang besar.
Ketika Anda
masih single, bagaimanapun, uang Anda adalah milik Anda sendiri dan bagaimana
Anda menghabiskannya itu juga terserah kepada Anda.
Anda bisa
menemukan identitas pribadi Anda
Wanita sering
mendefinisikan diri mereka sebagai “istri” atau “ibu” ketika mereka terlibat
dalam beberapa tugas yang khusus. Dan sedihnya, banyak yang dengan terpaksa
terlibat dengan hal itu. Sebagai konsekuensinya, itu akan membuat Anda
kehilangan kesempatan untuk menemukan peran apa lagi yang akan Anda dapatkan, selain
kedua peran itu, yang bisa mendefinisikan siapa diri Anda sebenarnya.
Nah, ketika
Anda masih single, Anda akan punya lebih banyak waktu untuk mengetahui dan
memperlajari tentang kesukaan, ketidaksukaan, impian, dan aspirasi Anda.
Anda bisa
menjajaki tangga bisnis/karir
Jika pekerjaan
Anda penting bagi Anda, inilah waktu yang tepat bagi Anda untuk
mengembangkannya. Kesempatan Anda akan berkurang ketika Anda sudah berkeluarga
– mempunyai pasangan hidup dan juga anak-anak.
Anda bisa
berpetualang
Bukan hanya
lebih irit dan murah jika Anda berkeliling sendirian, tapi itu pun akan jadi
lebih menyenangkan!
Bisakah Anda
memikirkan cara lain untuk menikmati masa single Anda?
Jika ya, tidak
ada salahnya untuk berbagi di sini bukan?
(Sumber :
www.areadewasa.com)
Pembahasan
:
Melihat artikel di atas, seseorang memilih kehidupan single life
bukan karena ada kelainan didalam dirinya, tetapi ada berbagai pertimbangan
dari dalam dirinya untuk menjalani hidup tanpa beban, bebas, dan bisa berbuat
sesukanya tanpa ada yang menghalangi. Apabila seseorang sudah menikah maka
kebebasan dirinya akan terbatasi misalnya dengan bekerja, mengasuh anak, dll.
Selain itu juga terdapat pertimbangan untuk mengembangkan karirnya ke jenjang
yang lebih tinggi karena apabila berkeluarga konsentrasi di bidang karir yang
dia geluti akan terpecah sehingga kemungkinan karirnya tidak akan
berkembang.