MEMPENGARUHI PERILAKU
Definisi
Pengaruh
Daya yang ada atau timbul dari sesuatu
(orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang.
Kunci – kunci perubahan
perilaku
Keadaan
yang buruk atau rusak merupakan persoalan yang sangat mempengaruhi masyarakat
dalam segala aspek kehidupan sekaligus mengganggu segala bentuk aktivitas yang
ada di masyarakat. Kemiskinan merupakan kondisi buruk dan satu-satunya
persoalan yang sistemik. Karena, kemiskinan menjadikan munculnya perilaku
kriminal yang — tentu saja — buruk. Sehingga perlu ada solusi sebagai bentuk
perubahan masyarakat dari kondisi miskin yang tidak berdaya, menjadi berdaya.
Dalam hal ini mereka akan memiliki potensi kritis dan gerak yang dapat
menanggulangi segala bentuk persoalan kemiskinan.
Secara
definisi, masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi
dan memiliki komponen perubahan yang dapat mengikat satu individu dengan
individu lain dengan perilakunya. Sedangkan perubahan merupakan peralihan
kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah
masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian (personality) baik. Personality
tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adanya daya
intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja, tapi juga
disertai upaya menjadikan personality tersebut berkualitas.
Sebagai
contoh, apakah Mandra yang berwajah ‘agraris’ lebih baik dibandingkan dengan
Rano Karno? Bandingkan Mahatma Gandhi dari kaum miskin yang mengubah masyarakat
India menuju perubahan, sedangkan Maria Eva & Yahya Zaini dari kaum kaya —
yang dulunya dikatakan representasi suara masyarakat — dengan perbuatan tak
senonohnya yang membahayakan masyarakat, terutama generasi muda.
Oleh karena
itu, kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan
yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan
perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat. Maka,
persoalan kemiskinan bisa berubah jika terjadi perubahan perilaku di dalam masyarakat.
Model
mempengaruhi orang lain
Cara mempengaruhi orang lain
dengan dasar Pendekatan Komunikasi
Persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3
pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;
1.
Logical argument
(logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang
ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2.
Psychological/
emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi
positif maupun negatif. Misalnya, iklan yang menyenangkan, lucu dan membuat
kita berempati termasuk menggunakan pendekatan psychological argument dengan
efek emosi yang positif. Sedangkan iklan yang menjemukan, memuakkan bahkan
membuat kita marah termasuk pendekatan psychological argument dengan efek emosi
negatif.
3.
Argument based on
credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/
audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam
bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi
ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah
dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang
dalam bidangnya.
Peranannya dalam psikologi manajemen adalah dalam membuat
pendekatan dengan konsumen sehingga mau membeli produk yang dipasarkan,
misalnya dengan psychological argument dengan efek emosi positif seorang
penjaga toko yang melayani pengunjungnya dengan ramah dan penuh senyum sehingga
pengujung nyaman dalam berbelanja dan kemungkinan akan kembali ke toko tersebut
lagi untuk berbelanja karena keramahan penjaga tokonya.
Definisi wewenang
Kekuasaan yang tidak hanya de facto menguasai, melainkan juga berhak untuk menguasai.
Sumber : Budiarjo, Miriam, Prof. Dasar – Dasar Ilmu Politik. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 2008.
Edisi ketiga.
Peran wewenang dalam manajemen :
1. Wewenang
lini, adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas
bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya,
wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang
diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
2. Wewenang
staf, adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau
para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada
personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai
taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode
wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya.
3.
wewenang staf fungsional, adalah
hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini.
Sumber : http://mahindersingh7.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_6833.html
KEKUASAAN
Definisi kekuasaan :
Kekuasaan adalah
kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan
kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh
atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku
orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam
Budiardjo,2002).
Sumber – sumber
kekuasaan menurut French & Raven
French & Raven (1959) menyusun sebuah
kategorisasi sumber kekuasaan ditinjau dari hubungan anggota (target) dan
pemimpin (agent).
1. Kekuasaan ganjaran : Target taat
agar ia mendapatkan ganjaran yang diyakininya dikuasai atau dikendalikan oleh
agent.
2. Kekuasaan koersif (pemaksaan) : Target taat agar ia
terhindar dari hukuman yang diyakininya diatur oleh agent.
3. Kekuasaan resmi (legitimate) : Target taat karena ia
yakin bahwa agent mempunyai hak untuk membuat ketentuan atau peraturan dan
bahwa target mempunyai kewajiban untuk taat.
4. Kekuasaan keahlian (expert) : Target taat karena ia
yakin atau percaya bahwa agent mempunyai pengetahuan khusus tentang cara yang
terbaik untuk melakukan sesuatu.
5. Kekuasaan rujukan : Target taat karena ia memuja
agent atau mengidentifikasikan dirinya dengan agent dan mengharapkan
persetujuan agent.
Sumber : Sarwono, Sarlito
Wirawan. 2005. Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan.
Jakarta: Balai Pustaka
LEADERSHIP
Definisi
Leadership
Kegiatan
atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Teori
Kepemimpinan Partisipatif
a)
Teori
X dan Y dari Douglas Mx Gregor
Teori
ini diungkapkan oleh Douglas McGregor yang mengemukakan strategi kepemimpinan
efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan
menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X
cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter dan sebaliknya, seorang pemimpin
yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik.
Untuk kriteria karyawan yang memiliki tipe teori X adalah karyawan dengan sifat
yang tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan
yang memiliki tipe teori Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau
pengawasan dari atasannya. Tipe Y ini adalah tipe yang sudah menyadari tugas
dan tanggung jawab pekerjaannya.
b) Teori sistem 4 dari Rensis Likert
Teori Empat Sistem
(bahasa Inggris: Four Systems Theory) adalah salah satu teori komunikasi
yang mengkaji hubungan antar manusia melalui hasil dari produksinya dilihat
dari kacamata manajemen.
Rensis Linkert dari Universitas Michighan mengembangkan model
peniti penyambung (linking pin model) yang menggambarkan struktur
organisasi. Menurut Luthans (1973) struktur peniti penyambung ini cenderung
menekankan dan memudahkan apa yang seharusnya terjadi dalam struktur klasik
yang birokratik. Ciri organisasi berstruktur peniti penyambung adalah lambatnya
tindakan kelompok, hal ini harus diimbangi dengan memanfaatkan partisipasi yang
positif.
Bila
seseorang memperhatikan dan memelihara pekerjanya dengan baik maka operasional
organisasi akan membaik.
Fungsi-fungsi
manajemen berlangsung dalam empat sistem:
1)
Sistem Pertama: Sistem yang penuh tekanan dan otoriter dimana segala sesuatu
diperintahkan dengan tangan besi dan tidak memerlukan umpan balik. Atasan tidak
memiliki kepercayaan terhadap bawahan dan bawahan tidak memiliki kewenangan
untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan atasan. Akibat dari konsep ini adalah
ketakutan, ancaman dan hukuman jika tidak selesai. Proses komunikasi lebih
banyak dari atas kebawah.
2)
Sistem Kedua: Sistem yang lebih lunak dan otoriter dimana manajer lebih sensitif
terhadap kebutuhan karyawan. Manajemen berkenan untuk percaya pada bawahan
dalam hubungan atasan dan bawahan, keputusan ada di atas namun ada kesempatan
bagi bawahan untuk turut memberikan masukan atas keputusan itu.
3)
Sistem Ketiga: Sistem konsultatif dimana pimpinan mencari masukan dari karyawan.
Disini karyawan bebas berhubungan dan berdiskusi dengan atasan dan interaksi
antara pimpinan dan karyawan nyata. Keputusan di tangan atasan, namun karyawan
memiliki andil dalam keputusan tersebut.
4)
Sistem Keempat: Sistem partisipan dimana pekerja berpartisipasi aktif dalam membuat
keputusan. Disini manajemen percaya sepenuhnya pada bawahan dan mereka dapat
membuat keputusan. Alur informasi keatas, kebawah, dan menyilang. Komunikasi
kebawah pada umumnya diterima, jika tidak dapat dipastikan dan diperbolehkan
ada diskusi antara karyawan dan manajer. Interaksi dalam sistem terbangun,
komunikasi keatas umumnya akurat dan manajer menanggapi umpan balik dengan
tulus. Motivasi kerja dikembangkan dengan partisipasi yang kuat dalam
pengambilan keputusan, penetapan goal setting (tujuan) dan penilaian.
c)
Theory
of Leadership Pattern Choice dari Tannenbaum dan Scmidt.
1.
Kepemimpinan
Pola 1: “Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh
superior.”
Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan
seberapa sering untuk bertemu.
2.
Kepemimpinan
Pola 2: “Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk
membuat keputusan.”
Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus
memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari
adalah yang terbaik
3.
Kepemimpinan
Pola 3: “Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka
pemimpin membuat keputusan.”
Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan
hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan
bertemu.
4.
Kepemimpinan
Pola 4: “Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat
berubah oleh kelompok.”
Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu
akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang
mungkin lebih baik.
5.
Kepemimpinan
Pola 5: “Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan.”
Contoh:
Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu
untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki
pertanyaan.
6.
Kepemimpinan
Pola 6: “Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa
keputusan yang benar.”
Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa
mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim
bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
7.
Kepemimpinan
Pola 7: “Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup.”
Contoh:
Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka
atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim
d) Modern
Choice Approach To Participation dari Vroom
Model ini mengarah kepada pemberian suatu
rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi
tertentu.Menurut teori ini, gaya kepemimpinan yang tepatditentukan oleh corak
persoalan yang dihadapioleh macam keputusanyang harus diambil. Ada tiga
perangkat parameter yang penting dalam gaya kepemimpinan teori ini, yaitu
klasifikasi gaya kepemimpinan, kriteria efektifitas keputusan, kriteria
penemukenalan jenis situasi pemecahan persoalan.
e) Contingency
theory of leadership dari Fiedler.
Dalam teorinya yang dikenal sebagai teori
kontingensi, Fielder memberikan tekanan pada efektivitas dari suatu kelompok.
Dikatakan bahwa efektivitas suatu organisasi tergantung pada (is
contingent upon) dua variabel yang saling berinteraksi yaitu (1)
Sistem motivasi dari pemimpin dan (2) tingkat atau keadaan yang menyenangkan
dari situasi.
Berdasarkan teori ini, situasi kepemimpinan
digolongkan pada 3 dimensi: (1) hubungan pemimpin-anggota yaitu
bahwa pemimpin akan mempunyai lebih banyak kekuasaan dan pengaruh, apabila ia
dapat menjalin hubungan yang baik dengan anggotanya artinya kalau ia disenangi,
dihormati dan dipercaya. (2) struktur tugas, yaitu bahwa penugasan
yang terstruktur baik, jelas, terprogram akan memungkinkan pemimpin lebih
berpengaruh dari pada kalau penugasan itu kabur, tidak jelas dan tidak
terstruktur. (3) posisi kekuasaan, pemimpin akan mempunyai
kekuasaan dan pengaruh lebih banyak apabila posisinya atau kedudukannya
memperkenankan ia memberi ganjaran, hukuman, mengangkat dan memecat daripada
kalau ia tidak memiliki kedudukan seperti itu.
Sumber: Salusu,J. 2003. Pengambilan
Keputusan Stratejik. Jakarta: Grasindo
3. Path Goal Theory
Inti dari teori ini adalah bahwa tugas pemimpin untuk
memberikan informasi, dukungan, atau sumber – sumber daya lain yang dibutuhkan
kepada para pengikut agar mereka bisa mencapai berbagai tujuan mereka. Istilah
path goal ini berasal dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif semestinya
bisa menunjukkan jalan guna membantu pengikut – pengikut mereka mendapatkan hal
– hal yang mereka butuhkan demi pencapaian tujuan kerja dan mempermudah
perjalanan serta menghilangkan berbagai rintangan.
Sumber :
Robbins, Stephen. 2008. Perilaku
Organisasi 2. Jakarta : Salemba.
MOTIVASI
Definisi Motivasi
Sesuatu yang menggerakan atau mendorong
seseorang atau kelompok orang, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Sumber : Irianto, Anton. 2005. Born To Win. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Teori Motivasi :
Teori
Drive Reinforcement.
Pengertian
Teori Drive
Teori
”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku
didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang
atau binatang.
Jadi
motivasi dapat dikatakan terdiri dari:
1. Suatu keadaan yang mendorong
2.
Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
3.
Pencapaian tujuan yang memadai
4. Pengurangan dan kepusaan subjektif dan
kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai.
Teori
Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini
mempunyai dua aturan pokok : aturan pokok yang berhubungan dengan perolehan
jawaban –jawaban yang benar dan aturan pokok lain yang berhubungan dengan
penghilangan jawaban-jawaban yang salah. Pengukuran dapat terjadi positif
(pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang didinginkan ) atau negatif (
menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang didinginkan telah
diberikan ), tetapi organisme harus membuat antara akasi atau tindakannya
dengan sebab akibat.
Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/teori-motivasi-teori-drive-reinforcement-teori-harapan/
Teori
Harapan
Teori pengharapan berargumen bahwa kekuatan
dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung
pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu
keluaran tertentu , dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu
tersebut.
Dalam istilah yang lebih praktis, teori
pengharapan, mengatakan seseorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat
upaya yang tinggi bila ia menyakini upaya akan menghantar ke suatu penilaian
kinerja yang baik (Victor Vroom dalam
Robbin 2003:229)
Teori ini dikemukakan oleh Victor Vroom yang
mendasarkan teorinya pada tiga konsep penting, yaitu :
·
harapan
(expentancy)
Harapan
(expentancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena prilaku
.Harapan merupakan propabilitas yang memiliki nilai berkisar nol yang berati
tidak ada kemungkinan hingga satu yang berarti kepastian
·
Nilai
(Valence)
Nilai
(Valence) adalah akibat dari prilaku tertentu mempunyai nilai atau martabat
tertentu (daya atau nilai motivasi) bagi setiap individu tertentu
·
pertautan
(Inatrumentality)
persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan
dengn hasil tingkat ke dua.Vroom mengemukakan bahwa pertautan dapat mempunyai
nilai yang berkisar antara –1 yang menunjukan persepsi bahwa tercapinya tingkat
ke dua adalah pasti tanpa hasis tingkat pertama dan tidak mungkin timbul dengan
tercapainya hasil tingkat pertama dan positip satu +1 yang menunjukan bahwa
hasil tingkat pertama perlu dan sudah cukup untuk menimbulkan hasil tingkat ke
dua
Teori Tujuan
Teori
penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai
tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu
seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus
dikeluarkan.
Teori Hirarki
Kebutuhan Maslow
1. Kebutuhan
fisiologis.
Kebutuhan dasar ini termasuk makanan, rumah
tinggal, dan pakaian.
2. Kebutuhan
akan keamanan.
Kebutuhan ini mengacu pada hasrat terhadap perlindungan
fisik dan ekonomis, seperti program dana pensiun. Keselamatan kerja.
3. Kebutuhan
sosial
Orang – orang ingin diterima oleh keluarga
dan individu – individu lain dan kelompok.
4. Kebutuhan
akan penghargaan
Orang – orang senang menerima perhatian,
pengakuan, dan apresiasi dari orang lain.
5. Kebutuhan
aktualisasi diri
Kebutuhan ini mendorong orang untuk mencari
pemenuhan kebutuhan, menyadari potensi diri mereka, dan secara penuh
menggunakan bakat dan kapabilitas mereka.
Sumber : Boone. 2007. Pengantar Bisnis Kontemporer. Jakarta : Salemba Empat.